SEJARAH BERDIRINYA PAGUYUBAN DIFABEL SUKOHARJO
Paguyuban Difabel (different people ability) merupakan organisasi sosial masyarakat yang berdiri sejak tahun 1997 yang didirikan oleh alumni pelatihan ketrampilan di Loka Bina Karya (LBK) berawal dari kerinduan dan kegelisahan difabel pada saat itu setelah mendapatkan pelatihan selama 3 bulan di LBK belum memiliki wadah untuk berkumpul dan mengembangkan ide-ide yang tidak sebatas pada ketrampilan namun bagaimana difabel juga dapat memperoleh pengakuan dan kesempatan untuk bersosialisasi di masyarakat.
SEHATI memiliki slogan “satu hati satu tujuan” dengan mengembangkan kesetiawakawan dan kegotongroyongan sebagai satu kelaurga besar difabel di kabupaten Sukoharjo. Untuk memperkuat organisasi SEHATI terbuka untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak anatar lain dengan PPRBM Solo dan Interaksi Solo serta terus membangun komunikasi secara aktif dengan pemerintah daerah.
Dalam membangun kesetiakawanan dan kegotongroyongan SEHATI melakukan pertemuan rutin setiap 5 minggu (lapanan) yaitu setiap Minggu paing untuk melakukan tukar pengalaman barter pengetahuan dan ketrampilan serta kegiatan ekonomi. Pertemuan Minggu Paing dilaksanakan sepenuhnya dengan swadaya dengan iuran anggota sebesar Rp. 5.000,- /anggota dan mengadakan arisan. Untuk menunjang kegiatan-kegiatan SEHATI sering melakukan pencarian dana kepada masayarakat secara mandiri dan iuran anggotanya.
Pada tahun 1999 SEHATI berhasil mendirikan Koperasi Serba Usaha dan sudah berbadan hukum dari kegiatan pokok Koperasi SEHATI simpan pinjam, kegiatan koperasi ini mampu meningkatkan pemberdayaan difabel dengan akses modal yang mudah. Pemberdayaan ekonomi difabel anggota SEHATI juga membentuk Kelompok-kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau Self Help Group (SHG) di tingkat kecamatan untuk menjangkau difabel yang tidak bisa mengikuti kegitan di kabupaten karena kesulitan akses transportasi dan ekonomi.
Kegiatan advokasi yang dilakukan melalui diskusi-diskusi dan mengikuti forum-forum yang diselenggarakan pemerintah maupun inisiatif SEHATI, terlibat didalam Musrenbang pembangunan mulai dari tingkat kecamatan, forum SKPD dan tingkat kabupaten. Kegiatan advokasi bertujuan untuk membangun pengarusutamaan difabel dalam perencanaan dan pelaksanaan pembanguna di Sukoharjo sehingga tidak selalu tergantung kepada Dinas Sosial namun semua SKPD memiliki tanggung jawab yang sama.
Paguyuban SEHATI memiliki VISI dan MISI :
Visi :
1. Mewujudkan persamaan hak dan keawjiban sesama warga negara Indonesia
2. Membangun Jiwa anggota agar memiliki kemandirian dan kepribadian serta beraklaq mulia
Misi :
1. Memperkokoh peran serta difabel khususnya dan anggota pada umumnya dalam proses pembangunan
2. Menciptakan kemakmuran dan keadilan melalui ekonomi yang bertumpu pada kemandirian
3. Mewujudkan kedaulatan difabel sebagai kekauatan ekonomi, sosial, dan politik
4. Mengukuhkan martabat difabel melalui pembangunan karakter, kepribadian dan kemampuan intelektual secara mandiri.
PROGRAM SEHATI
Kegiatan utama paguyuban SEHATI, yaitu pemberdayaan dan advokasi hak-hak difabel melalui Strategy pemberdayaan difabel Sukoharjo menggunakan strategy Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM). Program RBM dikembangan dengan menjadikan difabel sebagai aktor utama dalam pemberdayaan difabel dengan prinsip “Nothing about Us without Us” dengan tujuan kebijakan maupun kegiatan-kegiatan yang terkait dengan difabel tidak semata-mata berdasarkan stigma dan asumsi-asumsi dari non difabel.
Strategy RBM yang dilaksanakan SEHATI saat ini telah diakui oleh pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo dengan adanya Jaminan Kesehatan Daerah yang telah mengkover semua Difabel Sukoharjo tanpa kecuali kaya atau miskin dengan Peraturan Bupati No 1. Adanya program pemberdayaan difabel melalui penguatan modal usaha bersama melalui alokasi anggaran pendapatan daerah (APBD) telah terbentuk 24 KUBE di 12 kecamatan yang ditopang dengan pertemuan rutin setiap bulannya, pemambangunan aksesbilitas disemua kantor SKPD di kabupaten Sukoharjo, adanya alokasi APBD dari SKPD diluar Dinas Sosial.
RBM telah membentuk karakter difabel Sukoharjo yang mandiri dan inklusi, mampu memberikan kontribusi positif terhadap persoalan-persoalan sosial lainnya seperti masalah kesehatan, pendidikan maupun akses hukum. Dan telah memiliki jaringan luas dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah untuk program penguatan kapasitas komunitas difabel dan kelaurga difabel di kabupaten Sukoharjo.
Komentar