SOP BERINTERAKSI DENGAN PENYANDANG DISABILITAS DI PERUSAHAAN




A.    LATAR BELAKANG

Peluang Penyandang Disabilitas untuk bekerja disektor formal sangat terbuka dengan amanat Undang–Undang No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Akses kerja bagi Penyandang Disabilitas tersebut diatur pada pasal 53, yaitu :

1.    Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah wajib mempekerjakan paling sedikit 2% (dua persen) Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.

2.    Perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit 1% (satu persen) Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja

Amanat undang–undang tersebut mewajibkan perusahaan milik pemerintah maupun swasta wajib mempekerjakan Penyandang Disabilitas. Hal ini merupakan kesempatan bagi Penyandang Disabilitas untuk memanfaatkan peluang mendapatkan pekerjaan formal baik di perusahaan swasta maupun pemerintah. Guna memenuhi ketentuan undang-undang tersebut. Maka tidak menutup kemungkinan perusahaan-perusahaan akan beramai-ramai membuka atau merekrut Penyandang Disabilitas untuk bekerja di perusahaan konsekuensi dari undang-undang tersebut, apabila tidak memenuhi kuota yang ditentukan maka perusahaan akan terkena sanksi. Misalkan satu perusahaan swasta  memiliki 10.000 tenaga kerja, maka 100 orang dari tenaga kerja adalah Penyandang Disabilitas.  Padahal jumlah perusahaan pemerintah maupun swasta di Indonesia jumlahnya ribuan. Jika semua perusahaan mematuhi ketentuan tersebut, berarti dibutuhkan jutaan pekerja disabilitas di seluruh Indonesia.

Di satu sisi ini keberadaan undang-undang tersebut merupakan peluang, tetapi di lain sisi tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan pekerja disabilitas tersebut. Dari segi Penyandang Disabilitas, yang perlu di lihat akan kesiapan dari Penyandang Disabilitas terkait kompetensi tenaga kerja di perusahaan yang penuh dengan aturan dan kesiapan keluarga untuk melepas  anggota keluarga Penyandang Disabilitas untuk bekerja di perusahaan.

Sedangkan dari perusahaan, kesiapan perusahaan untuk berinvestasi guna menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi Penyandang Disabilitas, mulai dari ketersediaan sarana–prasarana yang mengakomodasi kebutuhan Penyandang Disabilitas, lingkungan kerja yang kondusif untuk Penyandang Disabilitas, kesiapan psikologis/mental Penyandang Disabilitas, kemampuan karyawan untuk  menerima dan berinteraksi  dengan Penyandang Disabilitas, dan kebijakan perusahaan untuk memberikan pelayanan akomodasi beralasan (kebutuhan khusus) bagi Penyandang Disabilitas.

Akomodasi beralasan penting bagi Penyandang Disabilitas di lingkungan kerja. Jika akomodasi beralasan bagi Penyandang Disabilitas tidak tersedia akan membuat Penyandang Disabilitas tidak nyaman, mengurangi produktifitas, Penyandang Disabilitas tidak betah bekerja, dan bahkan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yang membahayakan Penyandang Disabilitas sendiri maupun perusahaan.

Dari sisi perusahaan perlu meninjau kebijakan ketenagakerjaannya. Perusahaan perlu menyiapkan lingkungan kerja termasuk sikap karyawan non disabilitas dalam berinteraksi dengan tenaga kerja  disabilitas untuk menciptakan suasana kerja yang inklusif. Dalam menciptakan lingkungan kerja yang inkusif dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman perusahaan termasuk karyawan tentang disabilitas. Khususnya ketrampilan berinteraksi dengan tenaga kerja disabilitas yang dituangkan dalam kebijakan perusahaan berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) mainstreaming disabilitas. SOP ini juga untuk memberikan perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas.

SOP mainstreaming disabilitas di lingkungan kerja perusahaan disusun untuk melengkapi SOP Perusahaan yang sudah ada, sebagai panduan bagi perusahaan maupun karyawan dalam  berinteraksi dengan tenaga kerja disabilitas.

B. RUANG LINGKUP

Secara berurutan, ruang lingkup isi materi bahasan, terdiri dari 3 pokok bahasan yaitu :

1.      Konsep Disabilitas, merupakan materi berisi tentang pengertian disabilitas, aksesbilitas, dan  etika berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas.

2.      Tata Cara berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas

C. PRASYARAT

Sebenarnya tidak ada persyaratan khusus bagi perusahaan dalam melaksanakan SOP ini, karena SOP ini sebagai panduan untuk mempekerjakan Penyandang Disabilitas dan  melengkapi SOP yang sudah ada di perusahaan yang berkomitmen untuk mewujudkan lingkungan  kerja yang inklusif.

D. PETUNJUK PENGGUNAAN SOP

Agar semua materi dalam SOP ini dapat dipahami dan dikuasai dengan baik, maka perlu diingat langkah-langkah berikut ini:

  1. Baca dan pelajari secara cermat dan seksama isi SOP ini.
  2. Menerapkan SOP dalam berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas dan meminta umpan balik dari Penyandang Disabilitas, terkait dengan praktek penerapan SOP yang sudah dilakukan.

3.      Apabila dalam mempelajari SOP ini mengalami kesulitan, maka berdiskusilah dengan teman atau tanyakanlah hal-hal yang belum dipahami organisasi Penyandang Disabilitas maupun Unit Layanan Disabilitas Ketenagakerjaan di Dinas Tenaga Kerja

4.      Membaca referensi bacaan tentang konsep disabilitas dan bekerja dengan Penyandang Disabilitas untuk meningkatkan pemahaman lebih lanjut

  1. Jangan lupa berdoa, Selamat Belajar, Semoga Sukses. Amin.

E. TUJUAN AKHIR

Meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan kemampuan menciptakan lingkungan kerja perusahaan yang inklusif. Agar Penyandang Disabilitas dapat bekerja secara setara, untuk mendukung produktifitas dan kenyaman mereka.


TATA CARA BERINTERAKSI DENGAN KERAGAMAN DISABILITAS

Setiap ragam disabilitas memiliki keunikan masing-masing. Dengan mengenali dan memahami keunikan tersebut, akan mempermudah seseorang  berinteraksi dengan mereka. Penyandang Disabilitas memiliki cara yang berbeda-beda dalam beraktifitas sehari-hari dan tidak bisa dipersepsikan sama atau bahkan tidak bisa, sehingga kunci berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas adalah “bertanya” tidak boleh berasumsi :


A.    Etika berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas sensorik penglihatan (netra)

Penyandang Disabilitas netra adalah orang yang indera penglihatannya tidak/kurang berfungsi. Penyandang Disabilitas netra lebih mengutamakan indera pendengaran, penciuman dan perabaan. Mereka peka terhadap gerakan sehingga mudah terkejut ketika ada gerakan yang dilakukan secara tiba-tiba. Mereka juga mudah mengenali suara lawan bicara.

A.1. Kategori Penyandang Disabilitas netra:

a.   Tidak bisa melihat total, tidak lagi memiliki penglihatan.

b.   Penglihatan lemah (low vision), memiliki penglihatan rendah dengan akurasi penglihatan kurang dari 6/160 ‘IDEA’ atau 3/60 ‘WHO’ setelah dikoreksi.

A.2. Etika Berinteraksi Dengan Penyandang Disabilitas Netra :

a.   Ucapkan salam dan sapa.

Ucapkan salam untuk menandai keberadaan kita di dekat mereka, kemudian sapa namanya atau perkenalkan diri jika belum mengetahui namanya. Lalu buatlah kontak fisik.

b.   Kontak fisik

Buat kontak fisik dengan menyentuhkan punggung tangan kita pada tangan mereka sambil mengajak bicara atau menanyakan namanya dan memperkenalkan diri.

c.   Tanyakan tentang bantuan yang mereka butuhkan dari kita.

Misalnya mereka membutuhkan bantuan untuk menyeberang jalan, memberhentikan bus, membacakan buku, atau kebutuhan lainnya.

d.   Memberitahu petunjuk arah

Jika menunjukkan sesuatu benda gunakan arah jarum jam untuk menunjukkannya. Misalnya ketika mengambilkan makanan dalam piring tunjukkan nasi di angka 6, sayur di angka 3, lauk di angka 9 atau kerupuk di angka 12 sesuai dengan yang ada dalam piring. Begitu juga ketika hendak menunjukkan arah benda yang dicari.

e.   Memandu berjalan

Ketika memandu berjalan hindari menggandeng tangannya karena itu menyulitkan mereka bergerak. Mereka akan lebih nyaman memegang lengan atau bahu kita dan saat memandu usahakan mendiskripsikan lingkungan yang dilewati. Jika naik/turun tangga jangan lupa mengingatkan untuk naik/turun sehingga mereka tidak tersandung. Atau jika ada pegangan tangga, sentuhkanlah tangan pada pegangan tangga.

f.    Mempersilahkan duduk

Saat mempersilahkan duduk, pegang tanganya dan sentuhkan pada kursi yang akan diduduki, berikan kesempatan Penyandang Disabilitas duduk secara mandiri.

g.   Naik atau turun dari kendaraan

Jika kendaraan jenis bus, sentuhkanlah tangan pada bagian pintu dan pegangan untuk naik. Jenis kendaraan lainnya sentuhkanlah tangan pada sisi atas pintu mobil agar kepalanya tidak terantuk bagian atap mobil.

h.   Memberitahukan sesuatu,

Saat memberitahu sesuatu jangan menggunakan kata-kata ini atau itu, karena tidak bisa diketahui. Selama berkomunikasi gunakan kata kiri atau kanan atau angka jam. Misalnya letak pintu keluar ada di sebelah kanan anda, jendela di sebelah kiri.

i.    Komunikasi dengan alat pengeras sumber suara

Saat berkomunikasi dengan pengeras suara sampaikan posisi sumber suara, karena Penyandang Disabilitas netra akan mencari sumber suara jangan sampai yang didekati Speaker.

 

A.2.2.    SOP Pelayanan dengan Penyandang Disabilitas netra di lingkungan kerja perusahaan :

a.    SOP Pelayanan Penyandang Disabilitas Netra di Pintu Masuk Pos Keamanan

a) Petugas Keamanan menyapa Penyandang Disabilitas netra dengan salam dan memperkenalkan diri dengan posisi berhadapan langsung.

b)        Tanyakan  tujuan di perusahaan, beri kesempatan untuk menyampaikan dan menjelaskan tujuannya. Dengarkan dengan seksama penjelasan dari Penyandang Disabilitas netra.

c)     Berilah penjelasan apabila anda menguasai betul informasi yang dibutuhkan, apabila tidak menguasai tanyakan kepada petugas lainnya atau bagian/bidang yang memiliki informasi yang dibutuhkan.

d)  Sampaikan berapa waktu yang anda butuhkan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan

e)   Tanyakan pada Penyandang Disabilitas netra apakah bersedia menunggu, ketika anda mencari informasi

f)    Apabila bersedia  sentuhkan punggung tangan kita pada tangan mereka sehingga dia memegang lengan atau bahu kita  untuk membimbing ke tempat duduk di ruang tunggu.

g)   Saat mau duduk sentuhkan tangan Penyandang Disabilitas netra di sandaran/dudukan kursi, dan persilahkan dia duduk di kursi

h)        Mintalah ijin untuk mencari informasi yang dibutuhkan

i)          Setelah mendapatkan informasi sampaikan kepada Penyandang Disabilitas netra. Jangan lupa ketika memasuki ruangan beritahukan keberadaan Anda agar tidak mengagetkan Penyandang Disabilitas netra. Kemudian sampaikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan, jangan lupa tanyakan apakah informasi sudah cukup jelas dipahami dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

j)     Apabila tujuannya untuk bertemu dengan seseorang di perusahaan, tanyakan apakah sudah membuat janji, mendapat undangan untuk menghadap, atau memiliki keperluan lain yang akan disampaikan secara langsung. 

k)  Jika sudah membuat janji, sampaikan pada Penyandang Disabilitas netra untuk menyampaikan kepada pihak yang akan ditemui.

l)          Jika masih harus menunggu, persilahkan Penyandang Disabilitas netra untuk menunggu.

m)   Jika sudah diperkenankan, tawarkan bantuan untuk mengantarkan ke ruangan dengan menyentuhkan punggung tangan kita pada punggung tangan Penyandang Disabilitas netra.

n)        Jika sudah selesai, tawarkan bantuan untuk menuju pintu keluar

o)        Setelah sampai pintu keluar, pastikan bertemu dengan pendampingnya jika dia mengajak pendamping. Apabila tidak, bantu sampai mendapatkan transportasi yang dibutuhkan.

p)  Setelah Penyandang Disabilitas netra merasa cukup, ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

 

b.    SOP Wawancara Seleksi Calon Karyawan Penyandang Disabilitas Netra

a)      Petugas seleksi menyapa Penyandang Disabilitas netra dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dengan dengan posisi berhadapan.

b)      Tanyakan apakah memerlukan bantuan untuk menuju ke tempat duduk

c)      Jika iya, b sentuhkan punggung tangan kita pada tangan Penyandang Disabilitas netra agar mereka bisa menyentuh lengan/bahu untuk berpegangan. Antar hingga ke ruang tunggu. Sebelum duduk sentuhkan tangan disabilitas netra ke kursi atau bangku yang akan diduduki.

d)      Jika masih harus menunggu sampaikan untuk menunggu panggilan.

e)   Jelaskan secara singkat dan jelas kondisi di dalam ruangan dan bagian- bagian dalam ruangan (pintu, kamar mandi, dll).  Selama menjelaskan posisi dan kondisi ruangan wawancara, gunakan kata kanan atau kiri, depan atau belakang dari posisi disabilitas atau menggunakan arah jarum jam

f)   Sebelum wawancara, tanyakan apakah ada kebutuhan khusus atau pendamping untuk mengikuti wawancara.

g)  Jelaskan maksud dan tujuan wawancara, posisi dan keahlian/kompetensi  yang dibutuhkan perusahaan

h) Saat menyampaikan keahlian/kompentensi yang dibutuhkan, tanyakan apakah posisi/bidang tersebut dia tidak mengalami hambatan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

i)     Apabila mengalami hambatan, tanyakan apakah hambatan tersebut bisa di akomodasi dan tidak membahayakan keselamatan Penyandang Disabilitas netra.

j)  Apabila peluang kerja tersebut memang tidak bisa dilakukan dan membahayakan Penyandang Disabilitas netra, maka jelaskan secara cermat dan jelas agar dipahami Penyandang Disabilitas netra.

k)     Apabila pekerjaan tersebut bisa dilakukan, tidak berpengaruh terhadap produk dan tidak membahayakan keselamatan Penyandang Disabilitas netra, wawancara kompetensi bisa dilanjutkan.

l)      Tanyakan kepada peserta wawancara apakah informasinya sudah jelas dan bisa dipahami.

m)  Wawancara sebaiknya dilakukan dengan perlahan-lahan dan jelas. Tanyakan Apakah pertanyaan bisa dimengerti dan dipahami? Jika perlu dilakukan penyampaian ulang.

n)     Mintalah pada peserta Penyandang Disabilitas  untuk menjawab pertanyaan dengan jelas.

o)  Setelah selesai wawancara tanyakan pada peserta apakah masih ada yang ditanyakan terkait proses wawancara ?

a)      Apabila sudah tidak ada pertanyaan lagi, ucapkan terima kasih, dan

b)     Tanyakan apakah Penyandang Disabilitas netra perlu bantuan untuk keluar ruangan? Jika iya, sentuhkan punggung telapak tangan kita ke tangan dia sehingga dia memegang tangan atau punggung kita untuk selanjutnya bimbing keluar.

c)    Setelah sampai diluar mintalah Satpam atau petugas lainya untuk membantu sampai pintu keluar perusahaan

 

b.    SOP interaksi Penyandang Disabilitas Netra di Ruang Kerja

a)      Membantu Pekerja Disabilitas Netra sebagai karyawan baru

(a)     Lakukan orientasi mobiltas lingkungan kerja:

1.   Mengajak Penyandang Disabilitas netra berkeliling ruangan, menyentuhkan tangan dengan benda-benda (meja kursi, almari, alat kerja, dll),  dengan menjelaskan letaknya dengan menggunakan kata kanan-kiri atau searah jarum jam.

2.    Jelaskan posisi (tempat duduk atau ruang) kerja Penyandang Disabilitas netra

a.    Posisi/letak pintu masuk jarak dengan posisi kerja Penyandang Disabilitas

b.    Posisi/letak, dan arah dari rekan kerja atau alat kerja

c. Posisi/ letak dan arah dari posisi kamar kecil tempat kerja Penyandang Disabilitas netra 

d.    Posisi/letak dan arah menuju ke tempat istirahat/kantin

e.    Posisi/letak dan arah mushola/tempat ibadah lainya

(b) Perkenalkan secara khusus karyawan yang ada disebelah kanan – kiri dari Penyandang Disabilitas.

(c)     Perkenalkan seluruh pekerja yang ada di ruangan tersebut. Nama posisi, dan arah dari Penyandang Disabilitas

(d)     Lakukan pendampingan kepada Penyandang Disabilitas untuk mengetahui kendala yang dialami dan tanyakan bagaimana sebaiknya yang harus dilakukan untuk mengatasinya (untuk memastikan Penyandang Disabilitas nyaman)

b)      Interaksi dengan karyawan Penyandang Disabilitas Netra sehari-hari

(a)     Saat akan memberikan bantuan,

1.       Sapa dengan menyebutkan nama dan posisi

2.      Tanyakan apakah dia membutuhkan bantuan

(b)     Saat memberi informasi atau intruksi kerja

1.     Sampaikan maksud dan tujuan menyapa Penyandang Disabilitas netra dengan menyentuh punggung telapak tangan, agar dia mengetahui kita berkomunikasi denganya

2.  Berikan informasi, instruksi kerja, penugasan, saran terhadap hasil kerja, sampaikan secara pelan – pelan dan detail terkait dengan informasi tersebut.

(c)     Saat Penyandang Disabilitas netra yang memanggil dan memerlukan bantuan,

1.      Tanyakan jenis bantuan yang dibutuhkan.

2.      Berikan bantuan sesuai dengan yang dibutuhkan

3.      Jangan lupa setelah selesai ucapkan salam dan terima kasih.

 

c)      Interaksi dengan Penyandang Disabilitas Waktu Istirahat

(a)     Mendampingi sesuai dengan etika interaksi

1.    Salam dan sebutkan nama (jika sudah saling kenal tidak perlu menyebutkan nama karena Penyandang Disabilitas netra biasanya sudah mengenal dari suara)

2.      Sampaikan informasi bahwa sudah saatnya istirahat

3.  Tanyakan apakah membutuhkan bantuan, Apakah akan ke menuju ruang istirahat atau kantin atau mushola/tempat ibadah? (jika mereka sudah terbiasa, mereka bisa melakukannya secara mandiri)

4. Jika iya, dengan menyentuh punggung telapak tangan kita ke tangan Penyandang Disabilitas netra, untuk memegang lengan kita untuk selanjutnya berpegangan dan mengandeng ke kantin atau mushola/tempat ibadah,

5.      Apabila ke kantin,

a.    Jelaskan menu makanan yang ada

b.    Tanyakan menu apa yang akan diambil,

c.    Ambilkan makanan di piring yang agak cekung. Gunakan arah jarum jam untuk menjelaskan komposisi dan letak makanan dalam piring.  Misalnya nasi depan bawah maka di jam 6, sayur di kanan tengah maka jam 3, lauk di kiri tengah maka jam 9 atau kerupuk di depan atas maka jam 12 sesuai dengan yang ada dalam piring.

6.      Apabila ke Kamar Mandi/Toilet

(a)        Apabila akan berinteraksi, terlebih dulu beri ucapan salam.

(b)         Tanyakan pada apakah  pekerja disabilitas perlu bantuan untuk ke kamar mandi

(c)    Sampaikan secara jelas dan detail kondisi kamar mandi dengan cara menyentuhkan tangannya ke benda di sekitar, antara lain :

1. Kondisi dan posisi pintu masuk (toilet laki-laki dan perempuan dikanan atau kiri)

2.   Kondisi, letak dan arah  posisi bak kamar mandi, kran dan gayung dan gantungan baju

3.    Kondisi, letak dan arah posisi closet

 

7.      Apabila ke Mushola/tempat ibadah

(a)                      Apabila akan berinteraksi, terlebih dulu beri ucapan salam.

(b)     Tanyakan pada apakah Penyandang Disabilitas perlu bantuan untuk ke Mushola

(c)     Saat mendampingi, sampaikan secara jelas dan detail kondisi mushola/tempat ibadah Jika naik/turun tangga jangan lupa mengingatkan untuk naik/turun sehingga mereka tidak tersandung. Atau jika ada pegangan tangga, sentuhkanlah tangan pada pegangan tangga

(d)     Saat sampai di Mushola/tempat ibadah sampaikan dan jelaskan kondis dan letak sarana ibadah dengan cara menyentuhkan tangannya sarana ibadah, antara lain :

1.    pintu masuk

2.    Tempat wudhu/bersuci

3.    Letak dan arah  kiblat

(e)     Apabila menjadi imam sholat berjamaah, suara saat takbir berganti suara jelas. Dan bedakan takbir tasyahud awal dan akhir

(f)      Apabila sudah selesai, sentuh sambil ucapkan salam,

(g)     Tanyakan apakah akan melaksanakan sholat sunah.

(h)     Jika sudah selesai, tanyakan apakah perlu bantuan untuk keluar dari mushola

(i)       Apabila memerlukan bantuan, sentuhkan tangan Penyandang Disabilitas ke bahu atau lengan anda, beri instruksi  Jika naik/turun tangga jangan lupa mengingatkan untuk naik/turun sehingga mereka tidak tersandung. Atau jika ada pegangan tangga, sentuhkanlah tangan pada pegangan tangga. Ajaklah ngobrol selama perjalanan,

8.   Setelah selesai istirahat, dampingi sampai ke ruang kerja kembali, antar ke posisi duduk Penyandang Disabilitas netra, sentuhkan tangan pada kursi tempat duduk

9.     Tanyakan apakah masih ada yang perlu dibantu,

10.  Setelah dijawab cukup, berpamitan pada Penyandang Disabilitas

11.  Ucapkan salam sebelum meninggalkan Penyandang Disabilitas

 

d)      Berinteraksi Penyandang Disabilitas Netra yang waktu pulang kerja

(a)     Apabila keluar bersamaan lakukan etika mendampingi Penyandang Disabilitas netra sampai pintu keluar

(b)     Pastikan sampai diluar perusahaan bertemu dengan penjemput/pendampingnya atau memperoleh transportasi yang dia butuhkan.

(c)     Ucapkan salam dan sampaikan untuk berhati-hati

 

 

B.     Etika berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas tuli

Tuli adalah kondisi orang yang indera pendengaran/alat wicaranya tidak/kurang berfungsi. 

B.1. Etika berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas tuli :

a.    Berbicara dengan nada biasa saja, tidak dikeraskan.

b.    Berbicara berhadapan sehingga gerak bibir dan mimik/ekpresi  terlihat.

c.     Berbicara tidak terlalu cepat, dengan pengucapan vocal (A,I,U,E,O) jelas.

d.    Untuk membantu komunikasi dapat  menggunakan tulisan (sediakan pena dan kertas atau menggunkan Handphone)

e.    Akan lebih baik bila berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. 

f.     Memberikan intruksi dengan bahasa sederhana dan dengan contoh

 

B.2. SOP Interaksi dengan Penyandang Disabilitas Tuli dilingkungan perusahaan :

a.    SOP Pelayanan Penyandang Disabilitas Tuli  di Pintu Masuk Pos Keamanan

a)      Petugas Keamanan menanyakan keperluannya sebagaimana tamu yang lain.

b)   Jika tamu mengenalkan bahwa dia tuli, lakukan komunikasi berhadapan, berbicaralah dengan pelan-pelan dan jelas agar dia bisa membaca gerak bibir kita atau dengan isyarat atau tulisan.

c)      Pastikan Penyandang Disabilitas Tuli mampu menangkap apa yang kita sampaikan, jika kita tidak memahami apa yang dibicarakan, jangan segan untuk bertanya.

d)      Tanyakan  tujuan di perusahaan, beri kesempatan untuk menyampaikan dan menjelaskan tujuannya. Perhatikan dengan seksama penjelasan dari Penyandang Disabilitas Tuli.

e)      Berilah penjelasan apabila anda menguasai betul informasi yang dibutuhkan,

f)  Apabila tidak menguasai informasi,mintalah ijin untuk mencarikan informasi ke bagian/bidang yang memiliki informasi yang dibutuhkan.

g)      Jika harus menunggu, sampaikan berapa waktu yang anda butuhkan untuk mendapatkan informasi, tanyakan pada Penyandang Disabilitas apakah bersedia menunggu, ketika anda mencari informasi

h)      Apabila bersedia, minta disabilitas ke tempat duduk diruang tunggu.

i)    setelah mendapatkan informasi sapalah dengan salam dan sampaikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan,

j)    Jika sudah selesai menyampaikan jangan lupa tanyakan apakah informasi sudah cukup jelas dipahami dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

k)  Apabila tujuannya untuk bertemu dengan seseorang di perusahaan, tanyakan apakah sudah membuat janji, mendapat undangan untuk menghadap, atau memiliki keperluan lain yang akan disampaikan secara langsung. 

l)       Jika sudah membuat janji, sampaikan pada Penyandang Disabilitas untuk menyampaikan kepada bidang/karyawan yang akan ditemui.

m)   Jika masih harus menunggu, persilahkan Penyandang Disabilitas untuk menunggu sebentar,

n)      Jika sudah diperkenankan, persilahkan Penyandang Disabilitas dan damping sampaikan ke ruangan yang akan dituju.

o)      Tunggu disabilitas sampai selesai keperluannya, tawarkan apakah membutuhkan bantuan untuk keluar perusahaan, jika iya antarkan Penyandang Disabilitas pintu gerbang keluar perusahaan.

p)      Setelah Penyandang Disabilitas merasa cukup, ucapkan terima kasih dan ucapkan salam.

 

b.    SOP Wawancara Seleksi Calon Karyawan Disabilitas Tuli

1)      Petugas wawancara menyambut Penyandang Disabilitas Tuli di depan ruang wawancara dengan mengucapkan salam memperkenalkan diri, berbicara pelan, jelas dengan posisi berhadapan.

2)      Persilakan Penyandang Disabilitas Tuli untuk duduk di kursi

3)  Setelah duduk dikursi wawancara, tanyakan apakah memerlukan bantuan lain untuk memudahkan proses wawancara

4)      Tanyakan apakah dia bisa mendengar atau baca bibir

5) Jika tidak bisa baca bibir, sediakan penerjemah bahasa isyarat atau mintlah pendampingnya untuk mendampingi

6)  Jika tersedia penerjemah bahasa isyarat atau pemdamping, tetap lakukan interaksi langsung dengan Penyandang Disabilitas tuli bukan ke penerjemah atau pendampingnya

7)    Jika tidak tersedia penerjemah bahasa isyarat atau tidak mengajak pendamping lakukan komunikasi dengan menulis kertas

8) Saat wawancara terkait keahlian/kompentensi yang dibutuhkan, tanyakan apakah posisi/bidang tersebut dia tidak mengalami hambatan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

9)     Apabila mengalami hambatan, tanyakan apakah hambatan tersebut bisa di akomodasi dan tidak membahayakan keselamatan Penyandang Disabilitas tuli.

10) Apabila peluang kerja tersebut memang tidak bisa dilakukan dan membahayakan disabilitas tuli, maka jelaskan secara cermat dan jelas agar dipahami Penyandang Disabilitas tuli.

11)  Apabila pekerjaan tersebut bisa dilakukan, tidak berpengaruh terhadap produk dan tidak membahayakan keselamatan Penyandang Disabilitas, wawancara kompetensi bisa dilanjutkan.

12)  Apabila pekerjaan tersebut bisa dilakukan, tidak berpengaruh terhadap produk dan tidak membahayakan keselamatan Penyandang Disabilitas Tuli, wawancara kompetensi bisa dilanjutkan.

13)  Wawancara sebaiknya dilakukan dengan perlahan-lahan dan jelas. Tanyakan Apakah peranyaan bisa dimengerti dan dipahami? Jika perlu dilakukan penyampaian ulang.

14)  Mintalah pada peserta Penyandang Disabilitas  untuk menjawab pertanyaan dengan jelas.

15)  Setelah selesai wawancara tanyakan pada peserta apakah masih ada yang ditanyakan terkait proses wawancara ?

16)  Apabila sudah tidak ada pertanyaan lagi, ucapkan terima kasih, dan

17)  Tanyakan apakah Penyandang Disabilitas tuli perlu bantuan untuk keluar ruangan? Jika iya, mintalah petugas atau salah satu staff untuk mendampingi sampai keluar ruang wawancara

18)  Setelah sampai diluar mintalah Satpam atau petugas lainya untuk membantu sampai pintu keluar perusahaan

 

c.     SOP interaksi Disabilitas Tuli  Di Ruang Kerja

1.      Membantu Pekerja Disabilitas Tuli sebagai karyawan baru

(a)     Beri ucapan salam Penyandang Disabilitas Tuli, berbicara pelan, jelas dengan posisi berhadapan.

(b)     Pastikan Penyandang Disabilitas Tuli mampu menangkap apa yang kita sampaikan,

(c) Jika Penyandang Disabilitas kebingungan, lakukan komunikasi dengan cara menuliskannya di secarik kertas dan minta dia menuliskan jawabannya.

(d)     Sampaikan secara jelas dan detail kondisi ruangan kerja, terdiri dari :

1.    Jenis, jumlah, fungsi dan posisi alat – alat kerja

2.    Kondisi dan posisi pintu masuk jarak dengan posisi kerja Penyandang Disabilitas Tuli

3. Kondisi, letak, dan arah pintu keluar dari posisi tempat kerja Penyandang Disabilitas Tuli

4. Kondisi, letak dan arah dari posisi kamar kecil tempat kerja Penyandang Disabilitas Tuli

5.    Kondisi, letak dan arah menuju ke letak kantin

6.    Kondisi, letak dan arah mushola/tempat ibadah

(e)     Perkenalkan kepada seluruh pekerja yang ada diruangan tersebut.

(f)    Lakukan pendampingan kepada Penyandang Disabilitas untuk mengetahui kendala yang dialami dan;

(g)   Tanyakan akomodasi yang dibutuhkan untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik

2.      Membantu Pekerja Penyandang Disabilitas Tuli lama 

(a)     Saat membutuhkan bantuan

1.   Beri ucapan salam Penyandang Disabilitas Tuli, berbicara pelan, jelas dengan posisi berhadapan.

2.      Tanyakan apa yang bisa dibantu, dengan isyarat atau tulisan

(b)     Saat memberikan informasi

1.      Sampaikan maksud dan tujuan menyapa Penyandang Disabilitas Tuli

2.  sampaikan secara pelan – pelan dan detail terkait dengan informasi tersebut dengan kalimat yang sederhana, tidak terlalu banyak menggunakan istilah asing, jika terpaksa menggunakan istilah asing, jelaskan arti dari istilah tersebut dan bicara dengan mimic atau ekpresi yang jelas

3.      Jangan lupa setelah selesai ucapkan salam dan terima kasih.

 

 

C.    Etika berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas fisik

C.1. Etika Berinteraksi Dengan Penyandang Disabilitas Fisik :

a.    Penyandang Disabilitas fisik yang menggunakan alat bantu, alat bantu adalah bagian dari anggota tubuh mereka. Jangan sembarangan menyentuh atau memindahkannya tanpa ijin.

b.    Jika hendak membantu tanyakanlah terlebih dahulu bantuan apa yang mereka butuhkan dari anda. Saat berkomunikasi dengan pengguna kursi roda posisi wajah kita sejajar dengan cara kita jongkok.

c.     Saat membantu pengguna kursi roda jangan menaruh barang atau mengantungkan barang kira di kursi roda, saat mendorong dilokasi naik maka posisi yang membantu ada di belakanga kursi roda dan dorong ke atas. Jika mendorong pada posisi menurun maka kursi roda kita putar dan posisi tubuh ada di depan dan menjalankan kursi roda dengan cara mundur ke belakang. Pastikan ada space untuk jalur kursi roda minimal 90cm, dan ada ruang untuk maneuver (berputar balik) minimal 1,5mx1m)

d.    Saat membantu pengguna kruck, Biarkanlah mereka berpegangan pada kita saat bergerak, jangan menggandeng sembarangan karena mereka bisa terjatuh. Pastikan jangan memegang/menggandeng tidak diposisi lengan pengguna kruk

e.    Tawarkan tempat duduk yang dekat pintu.

f.     Usahakan ada bidang miring (papan) bila ada perbedaan ketinggian.

g.    Letakkan barang di tempat yang mudah dijangkau jangan terlalu tinggi maksimal 80 cm.

h.    Desain ruang, lebar pintu, tekstur lantai yang tidak licin dan mudah untuk bergerak. 

 

C.2. SOP Interaksi Dengan Penyandang Disabilitas Fisik Di Lingkungan Kerja Perusahaan:

C.2.1.    SOP Pelayanan Penyandang Disabilitas Fisik  di Pintu Masuk Pos Keamanan

1)      Petugas wawancara menyambut Penyandang Disabilitas didepan pintu ruang wawancara dengan mengucapkan salam Penyandang Disabilitas Fisik, dengan posisi berhadapan dan sejajar .

2)      Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan tugas

3)      Jika Penyandang Disabilitas menggunakan kursi roda atau stunting (bertubuh pendek), posisikan wajah koita sejajar dengan jongkok

4)      Tanyakan  tujuan di perusahaan, beri kesempatan untuk menyampaikan dan menjelaskan tujuannya. Dengar dengan seksama penjelasan dari Penyandang Disabilitas.

5)      Berilah penjelasan apabila anda menguasai betul informasi yang dibutuhkan, 

6)      Apabila tidak mintalah ijin untuk mencarikan informasi ke bagian/bidang yang memiliki informasi yang dibutuhkan.

7)      Sampaikan berapa waktu yang anda butuhkan untuk mendapatkan informasi,

8)      Tanyakan pada Penyandang Disabilitas apakah bersedia menunggu, ketika anda mencari informasi

9)   Apabila bersedia, minta Penyandang Disabilitas duduk diruang tunggu atau meminta pengguna kursi roda menempatkan di tempat yang telah disediakan.

10) Setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, sapalah kembali dengan salam, sampaikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan, jangan lupa tanyakan apakah informasi sudah cukup jelas dipahami dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

11)  Apabila tujuannya untuk menghadap, apakah sudah ada janjian, atau mendapat undangan untuk menghadap, atau memiliki keperluan lain yang akan disampaikan secara langsung. 

12)  Sampaikan pada Penyandang Disabilitas untuk menyampaikan kepada bidang/karyawan yang akan ditemui, apakah sudah berkenan untuk ditemui.

13)  Sampaikan hasilnya, apabila belum diperkenankan, persilahkan Penyandang Disabilitas untuk menunggu sebentar,

14)  Apabila sudah diperkenankan, dampingi Penyandang Disabilitas ke ruangan staff/bagian yang akan ditemui.

15)  Tunggu sampai selesai keperluanya

16)  Jika sudah selesaikan, tanyakan apakah membutuhkan bantuan (keperluan lain atau keluar perusahaan)

17)  Jika membutuhkan bantuan, dampiangi sesusai dengan yang dibutuhkan

18)  Saat keluar perusahaan pastikan Penyandang Disabilitas sampai dikendaraanya atau bertemu dengan pendampingnya atau memperoleh transportasi yang dibutuhkan

19)  Setelah Penyandang Disabilitas merasa cukup, ucapkan terima kasih dan ucapkan salam.

 

C.2.2.    SOP Wawancara Seleksi Calon Karyawan Penyandang Disabilitas Fisik

1)      Petugas wawancara menyabut disabilitas didepan pintu perusahaan ruang wawancara dengan mengucapan salam Penyandang Disabilitas fisik, dengan posisi berhadapan dan sejajar.

2)      Pastikan meja tidak terlalu tinggi bagi Penyandang Disabilitas pengguna kursi roda aytau stunting

3)      Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan tugas.

4)      Tanyakan apakah memerlukan bantuan untuk menuju tempat duduk wawancara, apabila perlu bentuk bantuan apa yang dibutuhkan.

5)      Setelah duduk dikursi wawancara, tanyakan ulang apakah sudah merasa nyaman posisi duduknya.

6)      Jika menggunkan kursi roda maka pindahkan kursi yang tersedia untuk ruang kursi roda

7)      Tanyakan apakah memerlukan bantuan lain untuk memudahkan proses wawancara

8)      Saat wawancara terkait keahlian/kompentensi yang dibutuhkan, tanyakan apakah posisi/bidang tersebut dia tidak mengalami hambatan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut terkat dengan Disabilitasnya.

9)      Apabila mengalami hambatan, tanyakan apakah hambatan tersebut bisa di akomodasi dan tidak membahayakan keselamatan Penyandang Disabilitas.

10)  Apabila peluang kerja tersebut memang tidak bisa dilakukan dan membahayakan Penyandang Disabilitas, maka jelaskan secara cermat dan jelas agar dipahami Penyandang Disabilitas.

11)  Apabila pekerjaan tersebut bisa dilakukan, tidak berpengaruh terhadap produk dan tidak membahayakan keselamatan Penyandang Disabilitas, wawancara kompetensi bisa dilanjutkan.

12)  Wawancara sebaiknya dilakukan dengan perlahan-lahan dan jelas. Tanyakan Apakah pertanyaan bisa dimengerti dan dipahami? Jika perlu dilakukan penyampaian ulang.

13)  Mintalah pada peserta Penyandang Disabilitas  untuk menjawab pertanyaan dengan jelas.

14)  Setelah selesai wawancara tanyakan pada peserta apakah masih ada yang ditanyakan terkait proses wawancara ?

15)  Apabila sudah tidak ada pertanyaan lagi, ucapkan terima kasih, dan

16)  Tanyakan apakah Penyandang Disabilitas perlu bantuan untuk keluar ruangan? Jika iya, mintalah petugas atau salah satu staff untuk mendampingi sampai keluar ruang wawancara

17)  Setelah sampai diluar mintalah Satpam atau petugas lainya untuk membantu sampai pintu keluar perusahaan

 

C.2.3.    SOP interaksi Penyandang Disabilitas Fisik di Ruang Kerja

 

1.      Membantu Penyandang Disabilitas Fisik sebagai karyawan baru

(a)     Apabila akan berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas fisik, terlebih dulu beri ucapan salam, dengan posisi berhadapan dan posisi sejajar

(b)     Sampaikan secara jelas dan detail kondisi ruangan kerja,terdiri dari :

1.    Jenis, jumlah, fungsi dan posisi alat – alat kerja

2.    Kondisi dan posisi pintu masuk jarak dengan posisi kerja Penyandang Disabilitas

3.    Kondisi, letak, dan arah pintu keluar dari posisi tempat kerja Penyandang Disabilitas

4.    Kondisi, letak dan arah dari posisi kamar kecil tempat kerja Penyandang Disabilitas

5.    Kondisi, letak dan arah menuju ke letak kantin

6.    Kondisi, letak dan arah mushola

(c)     Perkenalkan keseluruh pekerja yang ada diruang kerja (line).

(d)     Pastikan saat lantai basah kena air atau habis dipel ada tanda khusus agar Penyandang Disabilitas tidak lewat.

(e)     Pastikan juga tidak ada benda atau sampah plastik di jalan yang menghambat jalan dan membuat Penyandang Disabilitas jatuh

(f)      Lakukan pendampingan kepada Penyandang Disabilitas untuk mengetahui kendala yang dialami dan tanyakan bagaimana sebaiknya yang harus dilakukan untuk mengatasinya (untuk memastikan Penyandang Disabilitas nyaman)

2.      Pekerja Penyandang Disabilitas sebagai karyawan lama 

(a)     Saat membutuhkan bantuan

1.      Sapa dan salam dengan menyebutkan nama dan posisi

2.      Tanyakan bantuan apa yang dibutuhkan

3.      Sampaikan salam dan terima kasih

(b)     Apabila akan memberikan informasi, instruksi kerja, penugasan, saran terhadap hasil kerja,

1.      Sampaikan secara pelan – pelan dan detail terkait dengan informasi tersebut.

2.      Tanyakan apakah informasi yang disampaikan sudah jelas dan dapat difahami

 

3.      Menolong Penyandang Disabilitas saat terjatuh

Jika ada Penyandang Disabilitas yang terjatuh diruang kerja

(a)     Tanyakan terlebih dulu apakah membutuhkan bantuan sebelum menolong

(b)     Pastikan apakah kondisi Penyandang Disabilitas dalam kondisi baik atau tidak,

(c)     Jika tidak baik segera panggil ke petugas kesehatan yang ada

(d)     Jika dia merasa dalam kondisi baik, tanyakan bagaimana menolongnya, jangan mengangkat/memegang bagian tubuh yang menggunkan alat bantu. Jika menggunkan kruk maka mendekatkan alat bantunya terlebih dahulu.

(e)     Biarkan Penyandang Disabilitas memegang tangan kita untuk berdiri memakai alat bantu dan berjalan kembali.

 

C.2.4.    SOP Interaksi dengan Penyandang Disabilitas Fisik di fasilitas umum

1)      Membantu Penyandang Disabilitas fisik masuk Kamar Mandi/Toilet

(a)     Tanyakan apakah  Penyandang Disabilitas perlu bantuan untuk ke kamar toilet

(b)     Apabila butuh bantuan, tanyakan jenis bantuan yang diharapkan

(c)     Pastikan Penyandang Dibilitas mampu menunaikan hajatnya dan nyaman.

(d)     Pastikan juga privacy dari Penyandang Disabilitas selama di kamar mandi dengan menjaga dari penglihatan orang lain.

 

2)      Membantu Penyandang Disabilitas mengakses Mushola

(a)     Tanyakan apakah  Penyandang Disabilitas perlu bantuan untuk ke mushola

(b)     Apabila butuh bantuan, tanyakan jenis bantuan yang diharapkan

(c)     Pastikan Penyandang Disabilitas mampu mengakses tempat wudhu dan tempat sholat, jika belum akses maka bantu untuk mendapatkan air wudhu.

3)      Tempat Parkir

(a)     Apabila akan membantu Penyandang Disabilitas fisik berinteraksi, terlebih dahulu Tanyakan apakah Penyandang Disabilitas perlu bantuan untuk ke tempat parkir

(a)     Apabila butuh bantuan, tanyakan jenis bantuan yang diharapkan

(b)     Pastikan Penyandang Dibilitas mampu memarkirkan kendaraan dan keluar dari tempat parkir dengan mudah dan aman

 

 

D.    Etika berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas mental

Penyandang Disabilitas mental merupakan individu yang mengalami gangguan fungsi pikir, emosi, dan perilaku sehingga menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

D.1. Etika berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas mental :

a.    Menanyakan hal-hal apa saja yang perlu diketahui oleh kita sebagai pendamping, seperti waktu untuk istirahat, waktu untuk minum obat, dan perlakuan khusus apa saja bila terjadi relapse.

b.    Berbicaralah langsung kepada Penyandang Disabilitas mental, tidak melalui pendamping. Penyandang Disabilitas mental biasanya ditemani oleh para pendamping. Kebanyakan orang memang akan lebih memilih untuk berkomunikasi dengan pendampingnya untuk menyampaikan sesuatu. Padahal, sebenarnya hal yang ingin disampaikan bukanlah hal yang menyinggung Penyandang Disabilitas mental.  Namun, mereka merasa obrolan tersebut menyinggungnya dan membuat mereka merasa berbeda.

c.     Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti, gunakan penjelasan yang menyeluruh dan pemilihan kata yang mudah dimengerti. Jika perlu berikan pilihan cara penyampaian informasi. Beberapa dari mereka lebih memilih untuk mendengarkan langsung, beberapa lebih mudah memahami tulisan atau gambar.

d.    Hindari penempatan kondisi lingkugan yang rentan menimbulkan stres atau tertekan dan memicu relapse. 

e.    Butuh kesabaran dan pikiran yang terbuka untuk memahami kondisi Penyandang Disabilitas mental.

 

D.2. SOP Interaksi dengan Penyandang Disabilitas Mental di lingkungan perusahaan:

a.    SOP Pelayanan Penyandang Disabilitas Mental  di Pintu Masuk Pos Keamanan

1)      Petugas Keamanan menyambut Penyandang Disabilitas dengan salam ramah dan memperkenalkan diri.

2)      Tanyakan  tujuan di perusahaan, beri kesempatan untuk menyampaikan dan menjelaskan tujuannya. Dengar dengan seksama penjelasan dari Penyandang Disabilitas mental.

3)      Berilah penjelasan apabila anda menguasai betul informasi yang dibutuhkan,

4)      Apabila tidak menguasai informasi,mintalah ijin untuk mencarikan informasi ke bagian/bidang yang memiliki informasi yang dibutuhkan.

5)      Sampaikan berapa waktu yang anda butuhkan untuk mendapatkan informasi, tanyakan pada Penyandang Disabilitas apakah bersedia menunggu, ketika anda mencari informasi

6)      Apabila bersedia, minta Penyandang Disabilitas ke tempat duduk di ruang tunggu.

7)      Mintalah ijin untuk mencari informasi yang dibutuhkan

8)      Sapalah dengan salam ramah, sampaikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan, jangan lupa tanyakan apakah informasi sudah cukup jelas dipahami dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

9)      Apabila tujuannya untuk menghadap : sudah janjian, mendapat undangan untuk menghadap, atau memiliki keperluan lain yang akan disampaikan secara langsung, sampaikan pada Penyandang Disabilitas untuk menyampaikan kepada bidang/karyawan yang akan ditemui, apakah sudah berkenan untuk ditemui.

10)  Sampaikan hasilnya, apabila belum diperkenankan, persilakan Penyandang Disabilitas untuk menunggu sebentar,

11)  Apabila sudah diperkenankan, arahkan Penyandang Disabilitas sesuai dengan tujuan.

12)  Tunggu Penyandang Disabilitas sampai selesai keperluannya, antarkan Penyandang Disabilitas ke pintu gerbang keluar perusahaan.

13)  Setelah sampai pintu keluar, pastikan bertemu dengan pendampingnya jika dia membawa pendamping, apabila tidak, bantu sampai mendapatkan transportasi yang dia butuhkan.

14)  Setelah Penyandang Disabilitas merasa cukup, ucapkan terima kasih dan ucapkan salam.

 

b.    SOP Wawancara Seleksi Calon Karyawan Penyandang Disabilitas Mental

1)      Petugas wawancara menyambut Penyandang Disabilitas mental di depan ruang wawancara

2)      Beri ucapan salam ramah Penyandang Disabilitas mental dan memperkenalkan diri, berbicara pelan, jelas dengan posisi berhadapan.

3)      Persilakan Penyandang Disabilitas mental untuk duduk di kursi

4)      Setelah duduk dikursi wawancara, tanyakan apakah memerlukan bantuan lain untuk memudahkan proses wawancara.

5)      Tanyakan kepada Penyandang Disabilitas mental,apakah membutuhkan bantuan untuk mengikuti wawancara.

6)      Tanyakan pada Penyandang Disabilitas mental, apakah posisi/bidang tersebut bisa dilakukan, apakah ada hambatan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

7)      Apabila mengalami hambatan, tanyakan apakah hambatan tersebut bisa di akomodasi dan tidak membahayakan keselamatan Penyandang Disabilitas.

8)      Apabila peluang kerja tersebut memang tidak bisa dilakukan dan membahayakan Penyandang Disabilitas mental, maka jelaskan secara cermat dan jelas agar dipahami disabilitas mental.

9)      Apabila pekerjaan tersebut bisa dilakukan, tidak berpengaruh terhadap produk dan tidak membahayakan keselamatan Penyandang Disabilitas mental, wawancara kompetensi bisa dilanjutkan.

10)  Dalam menyampaikan wawancara sebainya dilakukan dengan hati – hati dan jelas. Ulangi setiap pertanyaan dan selalu ditanyakan, sejauh mana pertanyaaan tersebut dipahami, apakah perlu dilakukan penyampaian ulang.

11)  Ucapkan terima kasih, setelah wawancara selesai dan persilakan Penyandang Disabilitas mental untuk meninggalkan ruangan.

 

c.     SOP interaksi Penyandang Disabilitas Mental  di Ruang Kerja

1)      Membantu Pekerja Disabilitas mental sebagai karyawan baru

a.    Beri ucapan salam ramah Penyandang Disabilitas mental, berbicara pelan, jelas dengan posisi berhadapan.

b.   Pastikan Penyandang Disabilitas mental mampu menangkap apa yang kita sampaikan.

c.    Sampaikan secara jelas dan detail kondisi ruangan kerja, terdiri dari :

1.    Jenis, jumlah, fungsi dan posisi alat – alat kerja

2.    Kondisi dan posisi pintu masuk jarak dengan posisi kerja

3.    Kondisi, letak, dan arah pintu keluar dari posisi tempat kerja

4.    Kondisi, letak dan arah dari posisi kamar kecil tempat kerja

5.    Kondisi, letak dan arah menuju ke letak kantin

6.    Kondisi, letak dan arah mushola 

d.   Perkenalkan kepada seluruh pekerja yang ada di ruangan tersebut.

e.    Lakukan pendampingan kepada Penyandang Disabilitas untuk mengetahui kendala yang dialami

f.     Tanyakan akomodasi yang dibutuhkan untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik

2)      Pekerja disabilitas mental sebagai karyawan lama

a.    Saat membutuhkan bantuan

1.  Beri ucapan salam ramah Penyandang Disabilitas mental, berbicara pelan, jelas dengan posisi berhadapan.

2. Tanyakan apa yang bisa dibantu dengan sabar.

b.   Saat memberikan informasi

1. Sampaikan maksud dan tujuan menyapa Penyandang disabilitas mental.

2. Sampaikan secara pelan – pelan dan detail terkait dengan informasi tersebut.

3. Jangan lupa setelah selesai ucapkan salam dan terima kasih.

3)      Menolong Penyandang Disabilitas mental saat relapse

Relapse atau kekambuhan pada Penyandang disabilitas mental atau dapat dibilang perubahan mood, atau pikiran dan emosi yang dapat terjadi biasanya karena pengaruh tekanan pekerjaan, lingkungan kerja, stressor, atau bisa juga tanpa sebab. Jika ada Penyandang Disabilitas mental yang relapse di ruang kerja:

1.      Observasi perilaku Penyandang Disabilitas mental, apakah masih aman untuk melakukan pendekatan atau tidak.

2.      Jika bisa dilakukan pendekatan, tanyakan apakah ada yang bisa dibantu. Atau tanyakan jika ia ingin diberikan ruang dan waktu untuk menyendiri. Lakukan dengan tenang dan sabar. Berikan waktu untuk mengatasi dan menenangkan dirinya.

3.      Tanyakan apakah ada obat yang harus atau bisa diminum di saat-saat seperti ini.

4.      Tanyakan apakah ada yang ingin disampaikan atau butuh bantuan profesional lebih lanjut lainnya. Dengarkan dengan sabar dan penuh perhatian.

5.      Jika tidak dapat dilakukan pendekatan, segera panggil tenaga profesional untuk menolong, sambil tetap memastikan keadaannya aman, tidak membahayakan dirinya dan juga orang lain.

 

E.     SOP Pelayanan Pengaduan Untuk Disabilitas

E.1. SOP Pelayanan Pengaduan Untuk Penyandang Disabilitas Netra

(a)      Petugas counter pengaduan menyambut Penyandang Disabilitas di depan pintu perusahaan ruang wawancara dengan mengucapkan salam Penyandang Disabilitas netra, dengan posisi berhadapan.

(b)     Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan tugas

(c)      Jelaskan pada Penyandang Disabilitas netra, bahwa tempat ini merupakan ruang pengaduan. Apakah benar akan menyampaikan pengaduan.

(d)     Apabila dijawab benar, maka tanyakan apakah memerlukan bantuan untuk menuju tempat duduk, apabila perlu bentuk bantuan apa yang dibutuhkan..

(e)      Apabila memerlukan bantuan  dengan menyentuhkan punggung tangan kita pada punggung tangan Penyandang Disabilitas netra agar dia memegang tangan kita selanjutnya membimbing ke tempat duduk

(f)       Saat mau duduk sentuhkan tangan Penyandang Disabilitas di sandaran kursi kursi, atau tempat duduk dan persilahkan duduk di kursi menghadap anda

(g)     Setelah duduk dikursi, tanyakan ulang apakah sudah merasa nyaman posisi duduknya.

(h)     Jelaskan secara singkat dan jelas kondisi ruangan bagian – bagian ruangan ( pintu, kamar mandi, dll) sambil ditujukan letak bagian yang dijelaskan di bagian kanan atau kiri disabilitas

(i)       Persilahkan untuk menyampaian pengaduannya, dan dengarkan dengan seksama. Sebaiknya tidak menyela selama Penyandang Disabilitas berbicara. Catat semua aduan secara detail. 

(j)       Setelah selesai menyampaikan pengaduan,  minta ijin untuk membacakan catatan aduan Penyandang Disabilitas netra tersebut, dan setelah selesai membaca tanyakan apakah catatannya sudah sesuai dengan yang telah disampaikan.

(k)     Apabila sudah sesuai, silahkan diberi penjelasan terhadap keluhan yang bisa anda jawab sesuai dengan kewenangan anda.

(l)       Setelah selesai memberi penjelasan, tanyakan ulang jawaban  yang telah disampaikan sudah menjawab keluhannya.

(m)   Apabila keluhan yang disampaikan bukan merupakan bidang/kewenangan anda untuk menjawab, sampaikan kepada Penyandang Disabilitas, bahwa keluhannya telah dicatat dan akan disampaikan kepada bidang yang berwenang menjawab.

(n)     Sampaikan perkiraan waktu bidang yang memiliki kewenangan akan memberikan jawaban.

(o)      Mintalah nomer telpon yang bisa dihubungi

(p)     Apabila sudah selesai, tanyakan kembali apakah ada keluhan lain

(q)     Apabila cukup, ucapkan terima kasih

(r)       Tanyakan apakah memerlukan bantuan untuk keluar dari ruang pengaduan

(s)      Sentuhkan punggung tangan kita pada punggung tangan Penyandang Disabilitas netra agar dia memegang tangan kita selanjutnya membimbing ke luar

(t)       Sekali lagi ucapkan salam

 

E.2. SOP Pelayanan Pengaduan Untuk Penyandang Disabilitas Tuli

(a)     Petugas counter pengaduan menyambut Penyandang Disabilitas di depan pintu perusahaan ruang pengaduan

(b)     Beri ucapan salam, apabila nampak kebingunan, sentuh Pundak dia untuk membuat dia tertarik. tanyakan apakah pekerja tersebut memiliki hambatan pendengaran atau tuli.

(c)     Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan tugas,   berbicara pelan, jelas dengan posisi berhadapan.

(d)     Apabila nampak belum paham, tuliskan pada secarik kertas, nama dan tugas anda.

(e)     Jelaskan pada Penyandang Disabilitas tuli, bahwa tempat ini merupakan ruang pengaduan. Apakah benar akan menyampaikan pengaduan.

(f)      Apabila dijawab benar, persilahkan untuk duduk ditempat duduk yang sudah disedikan untuk pekerja yang akan menyampaikan pengaduan.

(g)     Setelah duduk dikursi, tanyakan ulang apakah sudah merasa nyaman posisi duduknya.

(h)     Persilahkan untuk menyampaian pengaduannya, dan perhatikan secara seksama. Catat semua aduan secara detail. 

(i)       Setelah selesai menyampaikan pengaduan,  persilahkan Penyandang Disabilitas tuli untuk membaca catatan anda. Persilahkan tambahkan tulisan atau coret apabila ada catatan yang tidak sesuai.

(j)       Setelah selesai memberi penjelasan, tanyakan ulang jawaban  yang telah disampaikan sudah menjawab keluhannya.

(k)     Apabila keluhan yang disampaikan bukan merupakan bidang/kewenangan anda untuk menjawab, sampaikan kepada Penyandang Disabilitas, bahwa keluhannya telah dicatat dan akan disampaikan kepada bidang yang berwenang menjawab.

(l)       Sampaikan perkiraan waktu bidang yang memiliki kewenangan akan memberikan jawaban.

(m)    Mintalah dan catat nomer telpon yang bisa dihubungi

(n)     Apabila sudah selesai, tanyakan kembali apakah ada keluhan lain

(o)     Apabila cukup, ucapkan terima kasih

(p)     Tanyakan apakah memerlukan bantuan untuk keluar dari ruang pengaduan

(q)     Sekali lagi ucapkan salam

 

E.3. SOP Pelayanan Pengaduan Untuk Penyandang Disabilitas Fisik

(a)     Petugas menyabut Penyandang Disabilitas di depan pintu perusahaan ruang pengaduan

(b)     Beri ucapan salam Penyandang Disabilitas fisik, dengan posisi berhadapan dan sejajar.

(c)     Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan tugas.

(d)     Jelaskan bahwa ruangan ini merupakan tempat pengaduan, tanyakan apakah benar akan menyampaikan pengaduan,

(e)     Apabila benar, tanyakan apakah memerlukan bantuan untuk menuju tempat duduk, apabila perlu bentuk bantuan apa yang dibutuhkan.

(f)      Setelah duduk dikursi, tanyakan posisi duduknya sudah nyaman..

(g)     Persilahkan untuk menyampaikan pengaduan, dengarkan secara seksama dan catat aduan secara detail.

(h)     Setelah Penyandang Disabilitas selesai menyampaikan pengaduan, mintalah ijin untuk membacakan catatan pengaduannya. Tanyakan apakah catatan tersebut sudah sesuai dengan yang disampaikan.

(i)       Apabila keluhan atau aduan yang disampaikan, anda merupakan kewenangan anda untuk menjelaskan, persilahkan beri penjelasan.

(j)       Setelah selesai memberi penjelasan, tanyakan ulang jawaban  yang telah disampaikan sudah menjawab keluhannya.

(k)     Apabila keluhan yang disampaikan bukan merupakan bidang/kewenangan anda untuk menjawab, sampaikan kepada Penyandang Disabilitas, bahwa keluhannya telah dicatat dan akan disampaikan kepada bidang yang berwenang menjawab.

(l)       Sampaikan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk Penyandang Disabilitas mendapatkan jawaban atas keluhan tersebut.

(m)    Mintalah dan catat nomer telpon yang bisa dihubungi

(n)     Apabila sudah selesai, tanyakan kembali apakah ada keluhan lain

(o)     Apabila cukup, ucapkan terima kasih

(p)     Tanyakan apakah memerlukan bantuan untuk keluar dari ruang pengaduan

(q)     Sekali lagi ucapkan salam

 

E.4. SOP Pelayanan Pengaduan Untuk Disabilitas Mental

(a)     Petugas mempersilahkan Penyandang Disabilitas di masuk keruang pengaduan

(b)     Beri ucapan salam Penyandang Disabilitas mental dengan ramah dan sabar.

(c)     Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan tugas.

(d)     Jelaskan bahwa ruangan ini merupakan tempat pengaduan, tanyakan apakah benar akan menyampaikan pengaduan,

(e)     Apabila benar, persilakan untuk menyampaikan pengaduan, dengarkan secara seksama dan catat aduan secara detail.

(f)      Setelah Penyandang Disabilitas selesai menyampaikan pengaduan, mintalah ijin untuk membacakan catatan pengaduannya. Tanyakan apakah catatan tersebut sudah sesuai dengan yang disampaikan.

(g)     Apabila keluhan atau aduan yang disampaikan, anda merupakan kewenangan anda untuk menjelaskan, persilahkan beri penjelasan.

(h)     Setelah selesai memberi penjelasan, tanyakan ulang jawaban  yang telah disampaikan sudah menjawab keluhannya.

(i)       Apabila keluhan yang disampaikan bukan merupakan bidang/kewenangan anda untuk menjawab, sampaikan kepada Penyandang Disabilitas, bahwa keluhannya telah dicatat dan akan disampaikan kepada bidang yang berwenang menjawab.

(j)       Sampaikan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk Penyandang Disabilitas mendapatkan jawaban atas keluhan tersebut.

(k)      Mintalah dan catat nomer telpon yang bisa dihubungi

(l)       Apabila sudah selesai, tanyakan kembali apakah ada keluhan lain

(m)   Apabila cukup, ucapkan terima kasih

(n)     Tanyakan apakah memerlukan bantuan untuk keluar dari ruang pengaduan

(o)     Sekali lagi ucapkan salam.

 

Komentar

Postingan Populer